Sedekah dan Neraka
Fatan Abu Miqdam
Sedekah bukanlah hanya soal surga. Seolah-olah andaikan pun tidak sedekah sama sekali tidak akan memasukkan kita ke neraka. Seakan-akan sedekah itu sifatnya hanya pilihan, yang karenanya sebagian orang merasa sedekah itu dilakukan apabila ia sudah kaya dan hidup lapang serta tidak memerdulikan jika hidupnya masih pas-pasan. Padahal, neraka tidak pernah membedakan siapa pun yang akan memasukinya, apakah ia miskin atau kaya. Maka masihkah kita menunggu kaya dan berkecukupan dulu baru bersedekah. Mari lihat apa alasan penghuni neraka ditanya mengapa mereka terjerembab ke neraka:
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (.) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (.) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ
“Apa yang membuat kalian masuk ke dalam (neraka) Saqar. Mereka berkata, “Kami tidak termasuk orang yang mendirikan shalat dan kami (dahulu) tidak memberi makan kepada orang miskin.” (QS. Al-Muddatstsir: 42-44)
Karena itulah Allah menyandingkan sedekah dengan taubat, seolah menjelaskan besarnya hubungan antara taubat dengan sedekah. Allah menerangkan perbuatan-Nya kepada para hamba-Nya:
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah-lah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan mengambil sedekah-sedekah tersebut. Dan sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah: 104)
Apabila taubat dari dosa adalah sebab terhindarnya seseorang dari neraka, maka sedekah merupakan tameng seorang hamba dari pintu-pintu neraka. Ini menjelaskan kepada kita bahwa taubat harus dibarengi dengan sedekah. Bahkan amal shaleh terbaik dalam mengiringi taubat adalah sedekah. Sampai-sampai Nabi pernah mengumumkan pentingnya sedekah ini dan hubungannya dengan neraka melalui suara yang keras. Adi bin Hatim menceritakan:
ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّارَ فَأَعْرَضَ وَأَشَاحَ، ثُمَّ قَالَ:” اتَّقُوا النَّارَ” ثُمَّ أَعْرَضَ وَأَشَاحَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ كَأَنَّمَا يَنْظُرُ إِلَيْهَا، ثُمَّ قَالَ: “اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ”
“Rasulullah pernah menyebut tentang neraka, lalu beliau berpaling dan mengumumkan dengan suara keras, sampai-sampai kami menyangka seolah-olah beliau melihat neraka. Kemudian beliau bersabda, “Hindarilah oleh kalian neraka meski hanya dengan separuh biji kurma.” (HR. Muslim: 1016). Dalam riwayat lain, beliau bersabda:
مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَتِرَ مِنَ النَّارِ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَلْيَفْعَلْ
“Barangsiapa dari kalian yang mampu membentengi diri dari neraka walau separuh biji kurma, maka lakukanlah.” (HR. Muslim: 1016).
Jangankan separuh biji, 5 biji kurma belum tentu dapat menghilangkan lapar dan mengenyangkan perut. Apatah lagi separuh biji. Tentu, ungkapan Nabi ini sifatnya metafora guna menunjukkan betapa bermanfaatnya sedekah bagi seseorang ketika berhadapan dengan neraka, walau sedekahnya amatlah sedikit. Di antara banyaknya ibadah dan amal shaleh, mengapa harus sedekah yang Rasulullah sebutkan tatkala menyebut-nyebut tentang neraka?
Di sinilah terlihat, betapa kuatnya hubungan antara taubat, sedekah, dan terhindar dari neraka serta betapa besarnya nilai sedekah di sisi Allah. Ternyata hubungan ketiga hal tersebut memang sudah Rasulullah sampaikan, dimana hal itulah salah satu fungsi adanya sedekah. Rasulullah bersabda:
الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
“Puasa adalah tameng dan sedekah akan melenyapkan dosa sebagaimana air akan melenyapkan api….” (HR. An-Nasai: 11394, At-Tirmidzi: 2616, dan Ibnu Majah: 3973 dari Muadz bin Jabal).
Neraka adalah tempat pembalasan dosa, sedangkan taubat adalah upaya untuk menghapuskan dosa. Neraka tidak akan dimasuki oleh orang yang telah suci dari dosa. Taubat sangatlah butuh dengan amal shaleh sebagai bentuk pembuktian atas penyesalan terhadap dosa dan membantu menghapuskan dosa itu sendiri. Tatkala seseorang telah terhapuskan dosanya, secara otomatis neraka pun tidak mau menerima dirinya lagi, akhirnya ia pun terhijab dari neraka. Maka intinya adalah pada dosa. Ketika sedekah berfungsi memadamkan dosa, maka sedekah pun amat dibutuhkan oleh orang yang baru bertaubat dan diperlukan oleh orang shaleh untuk menghindarkan dirinya dari neraka. Masihkah kita mau menunda-nunda sedekah??
Dukung Yayasan Al-Hijaz Al-Khairiyah Indonesia
Dengan berdonasi melalui:
Bank Syariah Mandiri (BSM)
7010 0538 91 a.n.
Yayasan Al Hijaz Al Khairiyah Indonesia
Kode Transfer ATM Bersama 451)
konfirmasi via SMS/WA ke
08 11111 0948
(Ust Arofah)