Hikmah Safar Ibnu ‘Aqil “Takdir Baik Itu Karena Perbuatan Baik”

Fatan Abu Miqdam

Ibnu ‘Aqil al-Hanbali menceritakan: “Suatu hari aku pernah pergi haji dan memungut sebuah kalung bersinar yang direkatkan pada sebuah ikatan berwarna kemerah-merahan. Tiba-tiba ada seorang tua yang buta merasa kehilangan kalung dan bersedia membayar 100 dinar bagi siapa saja yang menemukannya. Aku pun memulangkan kalung itu. Orang tua itu mengatakan: “Ambillah dinar-dinar ini!” Aku menolaknya dan langsung bergegas menuju Syam.

Aku pun bertolak untuk menziarahi Al Quds (Palestina) dan bermaksud ingin ke Baghdad setelah itu. Aku singgah di sebuah tempat pemerahan susu, dekat dengan sebuah masjid. Aku kedinginan akibat kelaparan yang menimpaku. Orang-orang membawaku dan aku shalat bersama mereka, Setelah itu, mereka memberiku makan. Saat itu bertepatan dengan awal bulan Ramadhan. Mereka berkata: “Imam shalat kami telah wafat, maka imamilah kami selama sebulan ini.” Aku pun menyanggupinya. Lalu mereka mengatakan lagi: “Imam kami tersebut memiliki seorang putri!” A

ku kemudian menikahinya dan menetap bersamanya selama setahun hingga ia melahirkan seorang anak. Seketika ia jatuh sakit sewaktu masa nifasnya. Suatu hari ia bermimpi, tiba-tiba di lehernya ada kalung bercahaya dengan jarum berwarna kemerah-merahan. Aku katakan: “Aku memiliki kisah seperti itu.” Kemudian aku ceritakan kepadany kisahku tersebut. Ia pun menangis dan bergumam: “Engkaulah orang itu. Dulu ayahku sering menangis sembari berdoa: “Ya Alloh berilah putriku suami seperti orang yang mengembalikan kalung ini!” Sungguh Alloh telah mengabulkannya”. Setelah itu, ia pun wafat. Aku pun mengambil kalungnya tersebut beserta warisannya kemudian pergi ke Baghdad [1].”

Ini mirip dengan hadits Rasulullah, “Janganlah kalian meremehkan kebaikan sedikit pun, walau hanya sekedar bertemu dengan saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria” (HR. Muslim: 2626 dari Abu Dzar al-Ghifari)

Juga sabda beliau: “Wahai wanita-wanita muslimah, janganlah kalian menganggap remeh kebaikan yang dilakukan oleh seseorang kepada tetangganya, meski hanya (dengan memberikan) secuil daging.” (HR. al-Bukhari: 2566 dan Muslim: 1030 dari Abu Hurairah).

Ya, bisa jadi dengan sedikit kebaikan namun tulus, Allah memberikan kita kebaikan dan ganjaran yang tidak disangka-sangka, seperti kisah Ibn ‘Aqil ini, dimana Allah menolongnya dari kelaparan, kebinasaan, bahkan meraih harta yang banyak hanya karena ia menolong seorang kakek tua buta menemukan kalung yang terjatuh dari tangannya, tanpa mau sedikit pun menerima imbalan atas kebaikannya tersebut. Wallahu a’lam bish Showab


[1] Siyar A’lam An-Nubala 19/447

Dukung Yayasan Al-Hijaz Al-Khairiyah Indonesia
Dengan berdonasi melalui:
Bank Syariah Mandiri (BSM)
7010 0538 91 a.n.
Yayasan Al Hijaz Al Khairiyah Indonesia

Kode Transfer ATM Bersama 451)
konfirmasi via SMS/WA ke
08 11111 0948
(Ust Arofah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *