Bani Israil, Apa dan Siapa? Benarkah Bani Israil Itu Yahudi?
Part I
Fatan Abu Miqdam
Sabtu 22 Agustus kemarin, umat Islam diingatkan kembali dengan sebuah peristiwa yang memilukan hati. Peristiwa yang terjadi tahun 1969 (51 tahun yang lalu) itu bukan hanya sekedar memilukan, tetapi juga memalukan. Memilukan karena adanya pembakaran Masjidil Aqsha dan pelenyapan terhadap salah satu simbol kejayaan Islam serta ritus sejarahnya, yaitu Mimbar Shalahuddin oleh Zionis Yahudi yang menduduki al-Quds. Memalukan karena hingga saat ini, umat Islam yang jumlahnya mencapai 2 milyar di dunia ini tidak sanggup mengusir kaum Zionis Yahudi yang hanya berjumlah 50 juta orang dari tanah suci mereka sendiri. Pembakaran itu hanya sekedar menjadi momen sejarah yang menyayat hati bagi umat Islam dan bahan lelucon untuk kaum Yahudi Zionis yang hari ini masih dapat menginjakkan kaki-kaki najis mereka di Baitul Maqdis. Sungguh menyedihkan?!
Tatkala berbicara Baitul Maqdis, jejak historisnya tidak akan pernah lepas dari kisah para nabi yang pernah hidup disana. Mulai dari kisah imigrasi Nabi Ibrahim dari Babilonia ke Baitul Maqdis, pelarian Nabi Musa dan Nabi Harun dengan membawa seluruh anak cucu Bani Israil yang berjumlah 12 suku dari pengejaran Firaun di Mesir menuju Tanah Kan’an (al-Quds) tempat Baitul Maqdis berada, hingga kemegahan kerajaan Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman, sampai akhir risalah kenabian dari Bani Israil dengan terangkatnya Nabi Isa Putra Maryam ke langit ketika akan dibunuh oleh sekelompok Bani Israil.
Istilah Bani Israil tentu tidak asing bagi kaum muslimin, mengingat seringnya kata dan istilah tersebut berulang disampaikan dalam al-Quran dan Sunnah. Juga identik dengan sejarah keislaman, menimbang beberapa nabi yang disebutkan oleh al-Quran bersinggungan langsung dengan mereka dan berasal dari mereka. Khususnya sejarah Bani Israil yang fenomenal ketika Nabi Musa menyelamatkan mereka dengan izin Allah dari perbudakan Firaun yang menimpa mereka bertahun-tahun lamanya selepas wafatnya Nabi Yusuf di Mesir. Persinggungan antara Musa dan Bani Israil dengan Firaun dan segenap bangsanya (Suku Qibthi sebagai pribumi Mesir) bukan hanya sekedar sebuah pertarungan teologi dan politik, namun lebih dari itu, juga melahirkan peradaban yang akan memengaruhi alur perjalanan sejarah peradaban manusia di kemudian hari.
Lantas apakah Bani Israil? Dan siapakah mereka? Apakah mereka adalah kaum Yahudi? Apakah agama mereka Yahudi? Apakah mereka sama dengan kaum Yahudi yang hari ini menjajah Palestina dan yang membakar Masjidil Aqsha 51 tahun yang lalu?
Pertama yang harus kita catat adalah istilah Bani Israil tidak dikenal hingga zaman Nabi Yusuf. Hatta tatkala Nabi Ya’kub dan anak-anaknya pindah ke Mesir ketika Nabi Yusuf menjadi salah satu pejabat disana, istilah Bani Israil belum juga masyhur. Sebelum kita bahas apa itu Bani Israil, kita harus tahu dahulu apa dan siapa Israil. Sebab arti Bani dalam bahasa arab adalah “anak” dalam artian banyak (jamak). Lebih spesifik digunakan pada anak berikut cucu dan keturunannya ke bawah. Hampir sama dengan makna abna-u. Sehingga arti Bani Israil adalah anak cucu atau keturunan Israil.
Lantas siapakah Israil? Al-Quran tidak pernah menyebut “Israil” dengan bentuk kata tersendiri (tanpa diiringi kata Bani) kecuali hanya sekali saja dalam al-Quran, yaitu:
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ
“Seluruh makanan dahulunya halal untuk Bani Israil kecuali apa-apa yang diharamkan oleh Israil atas dirinya sendiri, sebelum diturunkannya Taurat.” (QS. Ali Imran: 93).
Dari ayat ini kita dapat mengambil beberapa faidah: Pertama, Israil adalah seorang personal khusus yang menjadi latar belakang kemunculan Bani Israil, bahkan darinyalah Bani Israil berasal. Kedua, Israil ada sebelum Taurat diturunkan. Ketiga, Bani Israil adalah seperti sebuah keluarga besar yang memiliki peraturan atau syariat tertentu yang berlaku di antara mereka. Keempat, adanya perubahan dan perbedaan syariat yang berlaku atas Bani Israil sebelum dan sesudah turunnya Taurat.
Lantas siapakah Israil ini? Dan mengapa dia disebut Israil? Al-Quran tidak ada menyebut secara spesifik siapakah Israil yang dimaksud? Namun hal ini terdapat dalam Sunnah. Rasulullah bersabda kepada kaum Yahudi:
فَأَنْشُدُكُمْ بِاللهِ الَّذِي أَنْزَلَ التَّوْرَاةَ عَلَى مُوسَى، هَلْ تَعْلَمُونَ أَنَّ إِسْرَائِيلَ يَعْقُوبَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مَرِضَ مَرَضًا شَدِيدًا فَطَالَ سَقَمُهُ، فَنَذَرَ لِلَّهِ نَذْرًا لَئِنْ شَفَاهُ اللهُ مِنْ سَقَمِهِ، لَيُحَرِّمَنَّ أَحَبَّ الشَّرَابِ إِلَيْهِ، وَأَحَبَّ الطَّعَامِ إِلَيْهِ، فَكَانَ أَحَبَّ الطَّعَامِ إِلَيْهِ، لُحْمَانُ الْإِبِلِ وَأَحَبَّ الشَّرَابِ إِلَيْهِ أَلْبَانُهَا
“Aku bersumpah kepada kalian atas nama Allah yang telah menurunkan Taurat kepada Musa. Apakah kalian tahu bahwa Israil, yaitu Ya’qub pernah menderita sebuah penyakit dan sakitnya tersebut berkepanjangan, lalu ia bernazar kepada Allah andaikan Allah menyembuhkannya dari penyakitnya, ia akan mengharamkan minuman dan makanan yang paling ia sukai. Makanan yang paling ia sukai adalah daging unta dan minuman yang paling ia sukai adalah susunya (unta).” (HR. Ahmad dalam Musnad: 2471. Dihasankan oleh al-Arnauth dalam Tahqiq Musnad Ahmad IV/278 dan Ahmad Syakir dalam Tahqiq Tafsir ath-Thabari VI/15).
Riwayat di atas dengan jelas menyebut Israil sebagai Nabi Ya’kub. Ini menunjukkan bahwa Israil adalah nama lain dari Nabi Ya’qub. Ar-Razi mengatakan: “Para ahli tafsir sepakat bahwa bahwa Israil adalah Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim.” (Mafatihul Ghaib III/474). Demikian juga, tidak ada perselisihan antara kalangan kaum muslimin, kaum nashrani, dan kaum Yahudi bahwa yang dimaksud Israil adalah Nabi Ya’kub. Karena itulah kaum Yahudi di Palestina hari ini memilih nama Israil sebagai nama dari negara mereka, karena kebanggaan mereka terhadap nama tersebut dan karena nama tersebut adalah salah satu nama nabi.
Mengapa dinamakan Israil dan apakah arti Israil? Tidak ada nash baik dari al-Quran maupun Sunnah yang menyebutkan mengapa Nabi Ya’qub dipanggi dengan nama Israil. Hanya saja arti Israil dan mengapa disebut Israil ini disebutkan oleh Ibnu Abbas. Ibnu Abbas mengatakan: “Ucapanmu Israil adalah sama seperti ucapanmu Abdullah (Hamba Allah).” (Tafsir ath-Thabari I/553. Atsar ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam Tahqiq Tafsir ath-Thabari I/553).
Dari sini jelas terlihat, arti Israil adalah hamba Allah. Ibnu Jarir ath-Thabari menambahkan: “Ya’qub disebut sebagai Israil karena maknanya adalah hamba Allah dan makhluk pilihan-Nya.” (Tafsir ath-Thabari I/553). Namun ada riwayat lain mengapa beliau disebut Israil. Al-Qurthubi mengutip pandangan as-Suhaili: “As-Suhaili mengatakan, Nabi Ya’qub dinamai Israil karena beliau pernah diperjalankan ke langit pada suatu malam tatkala beliau hijrah karena Allah….” (Al-Jami’ li Ahkamil Quran I/331). Inilah versi kaum muslimin, yakni arti Israil dan mengapa beliau dipanggil Israil, karena artinya adalah hamba Allah atau makhluk pilihan-Nya.
Ini berbeda dengan versi kaum Yahudi dan kaum Kristen. Dalam Bibel (Perjanjian Lama) atau Taurat Ibrani disebutkan bahwa beliau dipanggil Israil setelah beliau bergulat dengan Allah dan berhasil mengalahkan Allah. Disebutkan dalam Kitab Kejadian Pasal 32 Ayat Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel. Sebab engkau telah bergumul (bergulat) melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” Menurut versi Perjanjian Lama (Taurat Ibrani), Nabi Ya’qub dipanggil Israil karena beliau berhasil bergulat dengan Allah dan memenangkan pergulatan tersebut. Jika maknanya seperti ini, maka pada hakikatnya nama Israil yang dipilih oleh Zionis Yahudi untuk negara illegal mereka di Palestina bukan hanya berarti kebanggaan terhadap Nabi Ya’qub, tetapi sudah menjurus pada kesombongan dan penghinaan kepada Allah. Jikalau Allah saja sudah berani mereka lecehkan melalui distorsi yang mereka lakukan terhadap kitab mereka (Taurat), apatah lagi sekedar melecehkan Masjidil Aqsha?!
Siapakah yang dimaksud Bani Israil tersebut? Apakah Yahudi dan Israil adalah sama? Ini akan kita bahas pada pembahasan selanjutnya.
Bersambung….
Dukung Yayasan Al-Hijaz Al-Khairiyah Indonesia
Dengan berdonasi melalui:
Bank Syariah Mandiri (BSM)
7010 0538 91 a.n.
Yayasan Al Hijaz Al Khairiyah Indonesia
Kode Transfer ATM Bersama 451)
konfirmasi via SMS/WA ke
08 11111 0948
(Ust Arofah)