Penghafal Al-Quran Itu Keren
Fatan Abu Miqdam
مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ، وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ، وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ
“Perumpamaan orang yang membaca Al-Quran dan menghafalnya adalah ia seperti bersama para malaikat mulia dan berbakti kepada Allah. Dan perumpamaan orang yang terus menghafalnya dan ia sulit menghafalnya, maka baginya 2 pahala.” (HR. Al-Bukhari: 4937 dan Muslim: 798 dari Aisyah. Ini lafadz al-Bukhari)
Karena saking kerennya, sampai Nabi memisalkannya dengan para malaikat suci dan terdekat kedudukannya dengan Allah. Yang dimaksud dengan hafal disini adalah hafalan dalam artian mutqin dalam hafalannya atau hafalan tersebut mudah ia lafalkan tanpa lupa dan kesalahan sedikit pun. Permisalan para penghafal Al-Quran bersama malaikat, bisa bermakna kedudukan mereka akan disandingkan dengan kedudukan malaikat di akhirat kelak karena adanya kesamaan karakter antara mereka, yakni sama-sama pengemban Kitabullah, atau bisa bermakna mereka mengamalkan apa yang juga diamalkan para malaikat sehingga memperoleh balasan yang melimpah ruah karena hafalan mereka itu. Adapun mereka yang sulit dalam menghafalnya, tetapi tetap terus menghafal walau sering terlupa, mereka mendapatkan dua pahala, yaitu pahala menghafal Al-Quran dan pahala karena sabar menghafal Al-Quran walau sulit baginya. (Lihat Syarh Shahih Muslim VI/84-85).
Maka jelaslah, hadits di atas berbicara tentang keutamaan menghafal al-Quran, bukan sekedar membacanya. Ini menunjukkan bahwa hafalan Al-Quran adalah sebuah anugrah dari Allah dan tingginya kedudukan para penghafal Al-Quran disisi Allah, sampai dibanding-bandingkan dengan para malaikat yang memiliki kedudukan khusus disisi Allah. Meskipun demikian, Allah tetap mengapresiasi orang yang belum hafal Al-Quran secara sempurna, namun tetap berusaha menghafalnya walau lupa-lupa ingat dan terbata-bata. Ini adalah kabar gembira dari Allah kepada hamba-Nya agar jangan putus asa menghafal Al-Quran walau terasa berat adanya. Sebab, usaha mereka akan tetap dinilai oleh Allah Ta’ala sebagai sebuah ibadah kepada-Nya. Karena Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, Kami tidak akan pernah menyia-nyiakan pahala siapa saja yang berusaha memperbagus amalannya.” (QS. Al-Kahfi: 30).
Jika disandingkan dengan orang-orang shaleh, atau para syuhada, atau para nabi saja sudah kerennya minta ampun, apatah lagi jika disandingkan dengan para malaikat suci yang langsung turun tangan dalam menurunkan Al-Quran dari langit?! Keren bukan?
Dukung Yayasan Al-Hijaz Al-Khairiyah Indonesia
Dengan berdonasi melalui:
Bank Syariah Mandiri (BSM)
7010 0538 91 a.n.
Yayasan Al Hijaz Al Khairiyah Indonesia
Kode Transfer ATM Bersama 451)
konfirmasi via SMS/WA ke 08 11111 0948