Sedekah, Penyejuk Kubur

Fatan Abu Miqdam

Aisyah bertanya kepada Nabi,

يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ عَجُوزَيْنِ مِنْ عُجُزِ يَهُودِ الْمَدِينَةِ دَخَلَتَا عَلَيَّ، فَزَعَمَتَا أَنَّ أَهْلَ الْقُبُورِ يُعَذَّبُونَ فِي قُبُورِهِمْ، فَقَالَ: «صَدَقَتَا، إِنَّهُمْ يُعَذَّبُونَ عَذَابًا تَسْمَعُهُ الْبَهَائِمُ» قَالَتْ: «فَمَا رَأَيْتُهُ، بَعْدُ فِي صَلَاةٍ إِلَّا يَتَعَوَّذُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ»

“Wahai Rasulullah, ada 2 sesepuh dari kaum Yahudi Madinah yang masuk menemuiku. Mereka beranggapan bahwa penghuni kubur nanti akan diazab di dalam kubur-kubur mereka.” Beliau pun bersabda, “Mereka berdua benar, penghuni kubur nanti akan diazab dengan azab yang didengar oleh binatang ternak.” Aisyah melanjutkan, “Maka aku tidak melihat beliau setelah itu di dalam shalat beliau melainkan beliau berlindung dari azab kubur.” (HR. Al-Bukhari: 1372 dan Muslim: 586).

Tidak ada seorang muslim yang tidak kenal azab kubur. Azab kubur adalah hak dan benar adanya. Tiada yang mengingkarinya kecuali kaum yang sesat. Rasulullah menyampaikannya di berbagai hadits beliau dan diriwayatkan oleh para sahabat secara mutawatir dari beliau. Saking genting dan pentingnya azab kubur ini, Rasulullah sampai memerintahkan umat beliau agar berdoa agar terlindung dari adzab kubur secara khusus. Rasulullah bersabda:

اسْتَعِيذُوا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ مَرَّتَيْنِ، أَوْ ثَلَاثًا

“Mintalah perlindungan kepada Allah dari azab kubur (beliau bersabda 2 atau 3 kali).” (HR. Abu Dawud: 4753 dan Ahmad dalam Al-Musnad: 18534 dari Al-Barra bin Azib. Dishahihkan oleh Al-Arnauth dalam Tahqiq Musnad Ahmad XXX/503 dan Al-Albani dalam Shahihut Targhib III/397).

Tidak hanya itu, beliau juga memerintahkan agar rutin meminta perlindungan dari azab kubur. Seolah-olah azab kubur itu akan menimpa mayoritas penghuninya kecuali sedikit. Rasulullah bersabda:

إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ، يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ  فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Apabila salah seorang kalian telah membaca tasyahhud, maka mintalah perlindungan dari 4 hal dengan mengatakan, “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah (cobaan) hidup dan kematian, dan dari keburukan fitnah Al-Masih Dajjal.” (HR. Al-Bukhari: 1377 dan Muslim 588 dari Abu Hurairah. Ini lafaz Muslim).

Nabi juga menyampaikan keumuman sebab terjadinya azab kubur. Di antaranya karena sebab lalai dari bersuci dan membersihkan diri dari najis. Rasulullah bersabda:

أَكْثَرُ عَذَابِ الْقَبْرِ مِنْ الْبَوْلِ

“Kebanyakan azab kubur itu akibat air kencing.” (HR. Ibnu Majah: 348 dan Ahmad dalam Al-Musnad: 8331 dari Abu Hurairah. Dishahihkan oleh Al-Arnauth dalam Tahqiq Sunan Ibnu Majah I/229 dan Al-Albani dan Al-Albani dalam Shahihut Targhib I/178)

Termasuk perbuatan adu domba dan ghibah. Kedua perbuatan ini hampir merajalela di tengah-tengah masyarakat sekarang ini. Tak terkecuali orang-orang yang lahirnya berilmu dan terlihat shaleh. Ibnu Abbas menceritakan,

مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَبْرَيْنِ، فَقَالَ: إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ البَوْلِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ

“Rasulullah pernah melewati 2 kuburan, lalu beliau bersabda, “Kedua penghuninya sungguh sedang diazab dan mereka tidak diazab karena (perbuatan yang besar). Adapun seorang dari mereka dahulunya tidak menghindarkan dirinya dari (percikan) air kencing, sedangkan satunya lagi gemar menyebar adu domba.” (HR. Al-Bukhari: 218 dan Muslim: 292). Dalam riwayat lain:

وَأَمَّاالْآخَرُ فَيُعَذَّبُ فِي الْغيبَةِ

“sedangkan satunya lagi diazab karena gibah” (HR. Ibnu Majah: 349 dan Ahmad dalam Al-Musnad: 20411 dari Abu Bakrah)

Selain syariat menjelaskan sebagian sebabnya kepada kita, syariat juga menerangkan beberapa amalan yang dapat menyelamatkan kita dari azab kubur. Di antaranya adalah mati syahid di medan perang[1] dan sedekah. Tentu amalan yang paling ringan dari kedua hal itu adalah sedekah. Rasulullah bersabda:

إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ عَنْ أَهْلِهَا حَرَّ الْقُبُورِ، وَإِنَّمَا يَسْتَظِلُّ الْمُؤْمِنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ

“Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panasnya kubur dari penghuninya dan sungguh seorang mukmin akan berada di bawah naungan sedekahnya di hari kiamat.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir: 788 dari Uqbah bin Amir. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah VII/1412).

Adalah hal yang wajar apabila sedekah dapat memadamkan panasnya kubur. Sebab Rasulullah sendiri memperbandingkan antara pahala bersedekah dengan jihad, di mana secara tersirat hal itu menjelaskan adanya kemiripan kedua hal tersebut dalam beberapa keutamaan. Rasulullah bersabda:

السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالمِسْكِينِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Orang yang menanggung nafkah para janda dan kebutuhan orang miskin seperti seorang mujahid di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari: 5353 dan Muslim: 2982 dari Abu Hurairah).

Padahal kita sama-sama tahu bagaimana tingginya kedudukan seorang mujahid di jalan Allah. Puncak harapan seorang mujahid tentu adalah mati syahid. Tatkala Rasulullah mengumpamakan orang yang rutin bersedekah kepada fakir miskin dengan mujahid, menunjukkan adanya beberapa keutamaan yang akan didapatkan oleh orang yang bersedekah seperti keutamaan yang diperoleh oleh seorang mujahid. Pertanyaannya, sudahkah kita memahami hal ini?? Maka jangan remehkan sedekah walau itu sedikit. Wallahu a’lam


[1] Sebagaimana HR. Ibnu Majah: 2799 dan At-Tirmidzi: 1663 dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib.



Dukung Yayasan Al-Hijaz Al-Khairiyah Indonesia
Dengan berdonasi melalui:
Bank Syariah Mandiri (BSM)
7010 0538 91 a.n.
Yayasan Al Hijaz Al Khairiyah Indonesia

Kode Transfer ATM Bersama 451)
konfirmasi via SMS/WA ke
08 11111 0948
(Ust Arofah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *